Mei 02, 2008


JIKA ISTRI BANYAK MENUNTUT

Menghadapi istri yang banyak menuntut sering membuat kepala ingin pecah.haruskah menyerah dengan keadaan ini? Atau, menyesalkah anda menikah dengan dia?

Sebut saja Arke. Karyawan disalah satu perusahaan yang tidak terlalu besar. Dikenal sangat gigih dalam bekerja dan berwatak keras, Arke menikah dengan gadis pilihannya dan sudah dikaruniai dua anak. Istri Arke kebetulan dari keluarga berada. Apa pun yang ia inginkan selalu terpenuhi. Meski di awal pernikahan banyak dihiasi percekcokan, namun sejalan waktu,dua tahun biduk pernikahan sudah mereka lalui.
Di usia pernikahan yang masih seumur jagung, Arke harus dihadapi dengan segudang tuntutan sang istri, baik dari sisi materi atau pun kedewasaannya bersikap. Ibu dari anak anaknya ini hampir setiap hari protes meminta kenaikan uang belanja, disebabkan harga sembako yang kian merangkak naik, Belum lagi sang mertua yang selalu membanding- bandingkannya dengan menantu yang lain. Ditambah masalah rumah yang ia tempati saat ini akan habis masa kontraknya.

PAHAMI SIFAT SIDIA
Rasanya kurang adil bila langsung memvonis bahwa istri anda adalah seorang penuntut. Ada baiknya anda coba menelaah beberapa hal berikut ini.Seberapa jauh anda mengenali istri? Bagai mana sifat dan karakternya? Apa yang membuat nya marah, sedih, atau bahagia? Kapan terakhir kali anda memanjakannya?
Pasangan diciptakan untuk Anda dengan segala kelemahan dan kelebihannya . Apakah ia berasal dari keluarga berada yang selalu dikabulkan apapun keinginannya, bagai mana ia tumbuh dan seperti apa model didikan orang tuanya. Apakah ia anak tunggal atau anak bungsu yang memiliki sifat manja atau sifat ini baru muncul setelah menikah dengan Anda?
Pertanyaan selanjutnya adalah bagai mana anda memenuhi kewajiban sebagai suami dan kepala rumah tangga. Apakah anda sudah cukup memenuhi kebutuhanya? Dan bagaimana kondisi komunikasi anda dengan dia? Jawaban anda bias dijadikan referensi untuk bahan introspeksi diri. Atau bias juga sebagai alat menganalisa akar permasalahan yang terjadi.

BERI PENGERTIAN
Tuntutan pasangan kita melulu masalah financial. Bisa jadi hal lain seperti seputar sifat jelek yang tidak bias berubah, sejak anda menikah hingga sekarang.Misalnya istri tidak suka anda merokok . Tapi hingga detik ini hal itu masih belum bias tinggalkan. Ini seharusnya menjadi tantangan bagi anda untuk meninggalkan kebiasaan buruk yang banyak merugikan orang lain.
Namun jika masalahnya tentang keungan yang belum ada peningkatan berarti, sedang kebutuhan terus meningkat, ada baiknya anda memberi pengertian. Lakukan diskusi dari hati ke hati. Tak ada salahnya melibatkan istri untuk memecahkan masalah anda. Ini penting agar dia tau kondisi sebenarnya. Siapa tau idenya cemerlang atau mungkin saja ia dapat mengurangi tuntutannya.

BELAJAR BIJAK
Menikah adalah lahan ibadah bagi siapapun yang menjalankannya. Bahkan bercanda dengan pasanganpun dinilai sebagai ibadah. Belajar bijaksana dan lebih dewasa memang tidak mudah. Apalagi harus tabah menghadapi orang yang menemani sisa hidup anda, dangan segala sifat dan karakternya, sepakat dengan segala keinginannya.
Tapi apa mau dikata, tampuk kekuasaan sebagai pemimpin sudah ada dipundak Anda dan harus dijalani. Karena amanah ini harus dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Sebagai mana hadits nabi, “Dan berbaktilah kamu kepada Allah tehadap istrimu. Kamu telah mengambil mereka sebagai amanah Allah dan kamu telah menghalalkan persetubuhan dengan mereka dengan kalimat Allah. Maka hendaklah kamu memberikan makanan dan pakaian menurut yang makruf.” (HR Muslim)
Menjadi apapun yang ia inginkan memang tidak mudah. Sebagai seorang pemimpin,tak hanya harus bertanggung jawab pada anak dan istri. Menjadi sahabat yang selalu siap untuknya, mengayomi istri layaknya seorang kakak, atau melindungi dan mendidik istri seperti figur ayah.
Tak hanya itu, Anda juga harus sabar dengan semua tuntutan dan seabrek keinginan yang sering mengganggu tidur malam Anda. Sekompleks itukah kelihatannya? Rasanya tidak! Asalkan mau belajar bijak dari berbagai pengalaman hidup, insya Allah Anda akan semakin mampu menyikapi berbagai tuntutan istri.

“Tempatkanlah mereka (para istri) dimana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah menyusahkan mereka untuk menyempitkan ( hati ) mereka” (at-Thalaaq:6)


Sumber: majalah pengantin muslim “ANGGUN”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar